Hindari 3 Kesalahan ini Dalam Mengubah Passion menjadi Profit
Sekolah Perhotelan di Bali | Di dunia perhotelan dan Bisnis, ada quote “Pekerjaan yang paling menyenangkan adalah passion yang dibayar” inipun memicu banyaknya pandangan terutama dari generasi muda untuk “Kejar passion” dalam dunia kerja maupun dunia bisnis yang ditekuninya. Namun, tidak sedikit yang akhirnya menemukan jalan buntu dalam proses kejar passion tersebut. Nah, kali ini kita akan membahas 3 kesalahan yang wajib untuk diperhatikan dan dihindari dalam mengubah passion anda menjadi profit.
TIDAK MEMILIKI UNIQUE SELLING POINT (USP)
Keitka mengubah passion menjadi profit penting untuk kita mencari apa yang menjadi keunikan dan keperluan dari dari calon pembeli kita. Para calon pembeli tentunya tidak akan membeli produk bisnis anda maupun menghire anda untuk bekerja hanya karena Passion, para ezzian perlu memiliki sebuah nilai pembeda atau USP yang membuat para calon pembeli memilih para ezzian. Sebagai contoh, ketika sahabat ezzy ingin kuliah sambil kerja dan memiliki passion di bidang minuman, sahabat ezzy bisa memulai usaha start-up di bidang Cocktail maupun Mocktail. Namun jika produk yang sahabat Ezzy buat hanya yang standard, dan hanya mengandalkan “Rasa yang Enak” tanpa memiliki USP lain maka para calon pembeli akan kurang tertarik untuk mencoba produk sahabat ezzy.
TIDAK SESUAI DENGAN NEEDS CALON PEMBELI
Konsep paling mendasar dari sebuah bisnis adalah Supply (Penawaran) & Demand (Permintaan), maka dari itu saat para sahabat Ezzy yang ingin merubah passion menjadi profit wajib memperhatikan terlebih dahulu, apakah kira – kira Passionnya sudah menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut:
- Apa masalah yang bisa kita bantu pecahkan?
- Apa kekhawatiran yang bisa kita bantu selesaikan?
- Apa keinginan yang bisa kita penuhi?
- Apa harapan yang bisa kita bantu wujudkan?
Jika passion sahabat ezzy dapat menjawab pertanyaan di atas berarti ada potensi passion anda menarik untuk para calon pembeli mengeluarkan sejumlah uang demi passion anda.
TERLALU FOKUS PADA “SAYA”
Bagi sahabat ezzy yang pernah mengenyam pendidikan di sekolah pariwisata – maupun Kampus pariwisata seperti Kampus Elizabeth International Hotel & Business School contohnya, pastinya telah mempelajari tentang service excellent yang secara singkat kita mengutamakan kepuasan pelanggan di atas ego kita. Nah, hal yang sama juga berlaku dalam proses kejar passion ini. Ketika memulai bisnis baru, biasanya kita berusaha keras menunjukkan bahwa kita kompeten dan kredibel. Berusaha keras menunjukkan bahwa produk kita superior. Mulai dengan memajang sederet gelar, mengklaim diri bahwa “saya hebat” “produk saya paling hebat,” sampai over promote dengan apa yang kita tawarkan. Ibarat sebuah cerita, kita menceritakan sebuah kisah dimana kita adalah pahlawannya. Sementara yang mendengar hanyalah figuran atau penonton yang kita harapkan mengagumi kisah kepahlawanan kita dan akhirnya mau membeli dari kita.
Sayangnya, calon pengguna atau pembeli tidak peduli dengan itu semua. Lalu, apa yang mereka pedulikan? Yang mereka pedulikan adalah diri mereka sendiri. Orang tidak peduli cerita tentang kita, mereka hanya peduli cerita yang relate dengan mereka. Jadi penting untuk kita bisa mengurangi kata “Saya” dan mengganti dengan “Yang anda dapatkan adalah…”
Nah, jadi itulah 3 kesalahan yang wajib diperhatikan dan dihindari saat mengubah passion menjadi proift. Konsep tersebut tidak hanya bisa diterapkan di dunia bisnis, sahabat ezzy bisa terapkan di berbagai ranah profesi baik kerja di Hotel, kerja di luar negeri, maupun di bidang – bidang serupa. Untuk memulai suatu yang baru pastinya sahabat ezzy juga memerlukan mentor – mentor yang bisa mangarahkan kalian. ( Adi Kerta Yasa)